Pengaturan jam makan alias puasa intermiten menjadi metode penurunan berat badan yang populer belakangan ini. Apalagi, sudah banyak aktris yang menerapkannya.
Di Hollywood, contohnya, dilakukan dengan sukses oleh Jennifer Aniston hingga Chriss Pratt. Sementara itu di Indonesia, metode diet yang memiliki sebutan jendela makan ini sempat dipopulerkan oleh youtuber, Deddy Corbuzier.
Meski populer, sejumlah pengamat kesehatan mengatakan bahwa puasa intermiten tidak bermanfaat secara terukur untuk menurunkan berat badan, dibandingkan dengan metode penghitungan kalori. Seperti diketahui, metode menghitung kalori adalah ketika jumlah yang dimakan lebih sedikit daripada yang dibakar dalam sehari.
Namun, studi baru-baru ini menemukan bahwa menghitung kalori dan puasa intermiten sama-sama efektif dalam mengurangi berat badan. Alasannya sederhana, mengutip People, disebutkan bahwa kedua metode tersebut sama-sama, karena pada akhirnya mereka yang mematuhi batas waktu makan akan mengonsumsi lebih sedikit kalori.
Penelitian terbaru ini datang dari Krista Varady, seorang profesor nutrisi dari Universitas Illinois Chicago. Varady merekrut 90 dewasa dengan masalah obesitas dan menemukan bahwa mereka yang melakukan puasa intermiten, maupun yang menghitung kalori sama-sama mengalami penurunan berat badan rata-rata sekitar 1 Kg.
“Kuncinya adalah pada dasarnya Anda dapat mencapai jumlah pembatasan energi yang sama dengan menghitung waktu, alih-alih menghitung kalori,” kata Varady.
Dalam penelitian Varady, kelompok yang mengikuti metode puasa intermiten memiliki 8 jam jendela makan, dari siang sampai jam 8 malam. Dia membuat pengaturan ini dengan alasan, menurutnya jarang bagi seseorang untuk bisa mengakhiri jam makan di pukul 4 sore. Meski ia menambahkan, tak menutup kemungkinan ada seseorang yang bisa melakukannya.
Kunci kedua dari penelitian Varady adalah, para peserta diet setidaknya setiap harinya harus bertemu dengan dokter gizi. Tips ini menjadi salah satu kunci dasar, karena dengan begitu akan ada dukungan dari pakar sehingga memungkinkan diet ini sukses.
Sebagaimana diketahui, puasa intermiten memang disebut-sebut memiliki banyak manfaat. Tidak hanya membantu penurunan berat badan, metode ini membantu orang mengatasi masalah diabetes, masalah jantung, kanker, dan gangguan neurologis.