TANAM apa yang dimakan, makan apa yang ditanam. Pandemi telah mengubah kebiasaan kita. Naluri untuk survival, membuat kita melakukan apapun untuk menghasilkan pangan sendiri. Semboyan di atas kerap diucapkan sebagai jargon.
Tak ada yang salah. Malah bagus. Penjualan benih untuk kebutuhan rumah tangga meningkat, kata kawan saya yang produsen benih. Setiap kali belanja media tanam di toko pertanian kami menemukan toko itu lebih ramai dari biasanya.
Warung di pojok jalan, sebelum simpangan ke jalan besar itu milik sepasang suami istri dari Garut. Agak ramai sekarang setelah pandemi. Kami, seperti orang lain lain, agak takut ke pasar. Warung kecil itu adalah alternatif penyelamat.
Ibu pemilik warung, dengan logat Sundanya tahu benar, istriku akan memilih sayur yang bisa ditanam kembali.
“Ini, Bu. Akarnya banyak. Masih bagus. Bisa ditanam lagi.”
Ya, kami sekarang semakin suka menanam. Rasanya kami tak pernah tak menanam. Terutama bunga. Kami pernah tinggal di beberapa kota. Berpindah-pindah mengikuti pekerjaan. Di kota manapun, kami menyempatkan diri untuk berkebun, menanam apa saja, meskipun cuma satu dua pot.
Ini beberapa tanaman yang bibitnya bisa kita dapatkan dari sayur yang bisa kita beli di warung.
1. Daun Seledri
Atau daun sop. Pilih yang akarnya masih bagus. Potong daun dan tangkai daun yang memang akan kita konsumsi. Sisakan pangkal rumpun dan beberapa pucuk, kira-kira sepanjang telunjuk. Rendam atau tanam di pot kecil dengan sedikit tanah. Tempatkan di tempat terang. Musuh utamanya jamur. Jaga jangan sampai terlalu basah. Separo dari percobaan kami berhasil. Lumayan.
2. Pucuk katu
Pucuk katu kadang disebut juga cangkok manis. Daunnya memang manis. Biasanya dimasak sayur bening atau sayur santan. Batang atau tangkainya lurus-lurus. Itulah yang ditanam. Mudah sekali tumbuhnya. Meskipun tergolong lambat. Di dalam pot tanaman ini bisa juga pengisi taman dengan hijau-hijauannya dan bentuk tajuknya yang khas.
3. Jahe
Pilih rimpang yang sudah ada mata tunasnya. Potong bersama sedikit rimpang. Tanam di pot yang agak besar. Jahe suka di area terang tapi terlindung. Jangan terlalu banyak air ketika menyiram. Jaga tanah agar tak tergenang. Pastikan pot atau polibeg lancar drainasenya.
4. Kunyit
Seperti jahe, pilih rimpang yang tumbuh mata tunasnya. Kunyit yang tumbuh sehat berdaun lebar, lurus, tegak. Daunnya disukai ulat. Asal tak habis dibabat semua,kami akan biarkan saja. Toh, yang kami ingin ciptakan adalah ekosistem, jadi kami membiarkan makhluk hidup lain menikmati apa yang kami tanam.
5. Serai
Dua cara menanam serai kami coba. Potong sejengkal lalu tanam. Dengan begini serai akan tumbuh. Mula-mula melanjutkan tunas yang terpotong. Lalu kelak menyusul tunas di samping dari pangkal akal. Atau cara kedua, potong seruas jari saja dari akar. Dari potongan itu akan muncul tiga sampai empat tunas. Cara ini lebih cepat membentu rumpun. Kami belajar ini di Youtube. Cobalah.
Berkebun adalah memanen kegembiraan. Panen kebahagiaan. Bahagia ketika benih berkecambah, ketika benih tumbuh, itu saja cukup, apalagi nanti kelak ketika panen. Mungkin kita tak perlu ngotot harus mengubah total gaya hidup hanya menyantap makanan yang kita tanam sendiri. Tapi pasti ada yang bisa kita tanam dari sisa-sisa apa yang kita makan.
Mari, berkebun.
What do you think?