Memvalidasi emosi bukan berarti bahwa Anda harus sepakat dengan apa yang orang lain rasakan atau pikirkan. Justru, Anda menunjukkan bahwa Anda memahami apa yang mereka rasakan tanpa menghakimi.
Menurut Gillian Galen, pengajar di Departemen Psikiatri Harvard Medical School, validasi emosi adalah tentang mengakui dan menerima pengalaman batin, pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang sebagai hal yang valid.
Menurut Galen, validasi emosi bukan soal membenarkan perbuatan yang menyebabkan timbulnya apapun perasaan tersebut, melainkan mengakui, memahami dan menerima segala rasa yang timbul akibat sesuatu.
Dalam webinarnya yang berjudul Validation: Making Sense of the Emotional Turmoil in Borderline Personality Disorder, Galen mengatakan bahwa validasi emosi itu penting.
Alasannya, validasi menjadi kesempatan seseorang mendapatkan dukungan untuk regulasi emosi, meningkatkan komunikasi dan hubungan . “Selain itu, orang menjadi lebih mendengarkan apa yang Anda katakan saat apa yang mereka rasakan dimengerti atau setidaknya coba dimengerti,” ujar Galen.
Cara Melatih Validasi Emosi
Memvalidasi emosi adalah kemampuan yang memerlukan latihan. Dengan mempelajari dan meningkatkan kemampuan ini, Anda dapat memperkuat hubungan dengan orang lain, sekaligus membantu validasi emosi dan perasaan Anda sendiri. Berikut ini beberapa strateginya.
1. Mengidentifikasi dan Mengakui Emosi
Mudah dikatakan, tapi sulit dilakukan. Mengakui emosi tentu sulit jika kita tidak dengan gamblang menyampaikan apa yang kita rasa.
Sebuah contoh sederhana, sahabat terdekat Anda tiba-tiba mendiamkan Anda. Ketika mereka tidak mengakuinya, tentu susah bagi Anda untuk memvalidasi apa yang mereka rasakan. Untuk itu, Anda bisa mengidentifikasikan dengan menanyakan: Anda terlihat marah. Ada masalah apa?
2. Mengakui Sumber Emosi
Langkah berikutnya adalah menggali apa yang memicu emosi tersebut. Anda mungkin bisa bertanya: apa yang membuat Anda marah?
3. Memvalidasi Emosi
Misalnya sahabat Mahapuan adalah tipe yang mampu menyampaikan perasaan dan sumber amarahnya, Anda tetap bisa membantu memvalidasi emosi mereka. Salah satunya dengan mengakui tentang amarah mereka dan sumber amarah mereka. Dan beri penjelasan.