Apakah Anda seorang wanita senior yang sukses dan terampil, namun kadang-kadang dihantui oleh pikiran bahwa Anda sebenarnya hanyalah berpura-pura?
Merasa keberhasilan yang telah diraih selama ini hanyalah keberuntungan belaka? Bahwa suatu saat orang-orang akan menyadari bahwa Anda adalah seorang ‘yang berbeda’ dari yang sebenarnya?
Jika iya, mungkin Anda sedang mengalami sesuatu yang disebut Imposter Syndrome.
Apa itu Imposter Syndrome?
Imposter Syndrome adalah sebuah fenomena psikologis yang memicu pikiran dan perasaan negatif tentang kemampuan dan kecakapan diri sendiri. Individu yang mengalaminya selalu merasa tidak layak atas pencapaian yang sudah diraih. Mereka takut penilaian orang lain serta merasa keberuntungan berperan besar dalam kesuksesan mereka, bukannya kemampuan sendiri.
Meskipun imposter syndrome dapat memengaruhi siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, latar belakang, dan tingkat pencapaian, fenomena ini cenderung dialami oleh kelompok dengan pencapaian tinggi, terutama wanita.
Faktor-faktor tertentu, seperti dinamika keluarga sewaktu kecil, tekanan sosial, maupun pengalaman diskriminasi, dapat memicu atau memperparah imposter syndrome pada wanita usia Platinum.
Mengapa Mahapuan Mengalaminya?
Ada beberapa alasan kompleks mengapa imposter syndrome banyak dirasakan, dan tidak selalu disebabkan oleh satu faktor tunggal.
Berikut adalah beberapa alasan yang paling sering menjadi pemicu Imposer Syndrome:
- Stereotip dan Pengondisian Sosial: Perempuan seringkali tertanam ekspektasi yang tidak realistis terkait prestasi dan perilaku. Ketika wanita meraih sebuah pencapaian, hal tersebut dianggap bertentangan dengan norma, sehingga muncullah keraguan akan diri sendiri.
- Perfeksionisme: Banyak wanita senior memiliki standar sangat tinggi terhadap diri mereka sendiri. Ketakutan akan kegagalan dapat menyebabkan kecemasan dan keraguan, bahkan saat tujuan telah tercapai.
- Minimnya Representasi: Seringkali, posisi kepemimpinan dan jabatan tertentu didominasi oleh pria. Kondisi ini membuat wanita senior merasa menjadi minoritas sehingga meragukan kapasitas mereka sendiri.
- Sindrom ‘Perempuan Baik’: Perempuan secara sosial dikondisikan untuk tampil sopan, sederhana, dan menempatkan kebutuhan orang lain di depan. Hal ini bisa mengarah pada mengecilkan pencapaian diri dan ketidaknyamanan saat menerima sebuah pujian.
Apa Dampak Negatifnya?
Imposter Syndrome bisa membawa dampak yang merugikan bagi wanita senior. Pertama, fenomena ini melemahkan kepercayaan diri. Mereka mungkin merasa ragu untuk mengambil peluang baru atau menyampaikan pendapat, meskipun memiliki kemampuan yang dibutuhkan. Akibatnya, potensi dan perkembangan diri pun bisa terhambat.
Selain itu, Imposter Syndrome juga memicu timbulnya ketakutan dan kecemasan yang tidak perlu. Rasa takut karena ‘tidak sempurna’ menimbulkan kekhawatiran hingga stres yang bisa menurunkan fokus, serta kualitas hidup. Jika terus berlanjut tanpa penanganan, ini berpotensi berujung pada gangguan kesehatan mental seperti depresi.
Terakhir, sindrom ini menghalangi wanita Platinum untuk menerima keberhasilan mereka sendiri. Perasaan terus-menerus sebagai ‘sosok yang berpura-pura’ menjadikan mereka merasa tidak pantas atas setiap pencapaian yang diperoleh. Ini tentu saja menyulitkan Mahapuan untuk menikmati dan menghargai hasil kerja keras kita sendiri.
Cara Mengalahkan Imposter Syndrome
Sangat penting untuk diingat, imposter syndrome bukanlah tanda kelemahan atau ketidakmampuan. Ini adalah pola pikir yang dapat diubah dan diatasi. Berikut adalah beberapa strategi untuk membantu Mahapuan mengelola dan mengalahkan perasaan negatif tersebut:
- Kenali & Bicarakan: Langkah pertama adalah mengenali keberadaan Imposter Syndrome dalam diri Anda. Bersikaplah terbuka tentang perasaan Anda dengan teman, mentor, atau terapis terpercaya. Membahas ketakutan ini bisa membantu memutus rantai keraguan diri.
- Fokus pada Pencapaian: Daripada terus melihat pada kekurangan Anda, buatlah daftar kekuatan dan pencapaian Anda. Lihat daftar ini secara teratur untuk mengingatkan diri sendiri akan semua yang telah Anda selesaikan.
- Rayakan Kemenangan: Berlatih dengan sengaja untuk mengakui dan merayakan kemenangan besar maupun kecil. Ini membantu membangun kepercayaan pada kemampuan Anda.
- Ubah Pikiran Negatif: Ketika pikiran negatif seperti, “Aku tidak cukup pintar” muncul, tantang mereka dengan bukti yang berlawanan. Ganti itu dengan pernyataan realistis seperti, “Aku telah melewati tantangan seperti ini sebelumnya dan aku berhasil”.
- Berhenti Membandingkan Diri Sendiri: Setiap orang memiliki perjuangan mereka sendiri. Hindari membandingkan diri Anda dengan orang lain dan fokuslah pada perjalanan Anda sendiri.
- Berbaik Hatilah pada Diri Sendiri: Berlatihlah mengasihani diri sendiri seperti yang Anda lakukan untuk teman baik. Kurangi kritik diri dan fokuslah pada pertumbuhan dan pembelajaran.
- Carilah Dukungan: Carilah mentor atau terapis yang dapat memberi Anda bimbingan dan dukungan untuk mengatasi imposter syndrome.