Jennifer Doudna (59 tahun) adalah seorang pelopor di bidang biokimia dan pengeditan gen. Dia meraih Nobel Prize in Chemistry pada tahun 2020, bersama Emmanuelle Charpentier, untuk pengembangan metode penyuntingan genom.
Kontribusinya dalam teknologi pengeditan gen CRISPR-Cas9, telah merevolusi bidang biologi molekuler dan memiliki potensi yang sangat besar untuk pengobatan berbagai penyakit genetik.
Doudna lahir di Washington, D.C., pada tahun 1964. Dia mengembangkan minat awal pada sains, dan selalu unggul dalam setiap studinya. Ia menerima gelar sarjana di bidang biokimia dari Pomona College pada tahun 1985, dan gelar Ph.D. di bidang biokimia dari Harvard University pada tahun 1992.
Setelah menyelesaikan gelar Ph.D., Doudna bergabung dengan fakultas di Universitas Yale. Dia dengan cepat memantapkan dirinya sebagai peneliti terkemuka di bidang biologi RNA. Pada tahun 2002, ia membuat penemuan terobosan yang mengarah pada pengembangan CRISPR-Cas9.
Kontribusi Penting di Bidang Kesehatan
Karya Doudna memiliki dampak yang besar pada bidang pengeditan gen. CRISPR-Cas9 adalah alat yang ampuh yang dapat digunakan untuk memodifikasi DNA dengan mudah dan presisi. Hal ini telah membuka banyak kemungkinan untuk pengobatan penyakit genetik, seperti anemia sel sabit (sickle cell anemia) dan fibrosis kistik.
Karya Doudna juga telah banyak mendapat pengakuan dan penghargaan internasional. Dia adalah anggota National Academy of Sciences, National Academy of Medicine, dan American Academy of Arts and Sciences. Doudna juga telah menerima Wolf Prize dalam bidang Kedokteran, Breakthrough Prize dalam bidang Ilmu Hayati, dan Kavli Prize dalam bidang Nanosains.
Selain pencapaian ilmiahnya, Doudna juga seorang advokat di bidang pendidikan dan sains. Dia adalah salah satu penulis buku sains populer A Crack in Creation, yang menceritakan kisah penemuan CRISPR-Cas9. Dia juga sering menjadi pembicara di acara-acara publik, di mana dia senang berbagi kecintaannya pada sains dengan audiens dari segala usia.
Tidak Memandang Usia
Di usianya yang sudah mencapai 59 tahun, Doudna telah menjadi panutan bagi para wanita lintas generasi. Dia membuktikan bahwa perempuan dapat mencapai hal-hal besar di bidang yang mereka pilih dan berkontribusi bagi masyarakat.
Pada tahun 2022, Doudna dan rekan-rekannya di Mammoth Biosciences menerbitkan sebuah makalah di jurnal Nature yang menjelaskan teknologi baru berbasis CRISPR untuk mendiagnosis COVID-19. Teknologi ini lebih cepat dan lebih akurat daripada tes PCR, dan dapat digunakan untuk mendeteksi COVID-19 di lingkungan dengan sumber daya terbatas.
Pada tahun yang sama , Doudna diangkat menjadi anggota Dewan Penasihat Presiden untuk Sains dan Teknologi (PCAST). PCAST adalah sekelompok penasihat yang memberikan saran ilmiah dan teknologi kepada Presiden Amerika Serikta tentang berbagai masalah terkait.
A banyak alasan mengapa Jennifer Doudna dapat terus menjadi ilmuwan yang produktif di usianya yang ke-59. Semangatnya, dedikasinya untuk belajar, networking yang kuat, dan kemampuan kepemimpinannya, semuanya berkontribusi pada kesuksesannya. Doudna adalah inspirasi bagi para ilmuwan dari segala usia, dan dia menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk membuat perbedaan bagi dunia.