Mahapuan yang masih aktif bekerja, apakah pernah merasakan kebosanan yang amat sangat, merasa tidak memiliki tujuan apa-apa, bahkan sangat kelelahan bahkan setelah berakhir pekan? Stres pekerjaan yang demikian dapat berujung kepada yang dinamakan burnout.
Burnout adalah istilah untuk menggambarkan kondisi stres berat yang disebabkan oleh pekerjaan. Sama seperti persoalan psikis lainnya, burnout tidak dapat diabaikan. Sebab, dapat berpengaruh pada tubuh, tidak hanya kondisi fisik, melainkan mental.
Sebetulnya, siapapun bisa mengalami kondisi ini. Mengutip Verywell Mind, gejala burnout di antaranya termasuk merasa kelelahan, kekosongan, dan kesulitan melakukan kebiasaan sehari-hari.
Ciri-ciri Anda Mengalami Burnout
Tentu saja, mengetahui tanda-tanda burnout lebih awal akan membantu Anda lebih mengerti kondisi stres yang Anda alami. Berikut beberapa di antaranya ciri-ciri ketika Anda memasuki fase burnout:
1. Masalah pencernaan
Biasanya fase awal dari burnout adalah gangguan pada pencernaan. Stres dari pekerjaan atau tekanan di kantor membuat Anda jadi tidak bernafsu untuk makan, sehingga memiliki masalah pencernaan. Belum lagi ketegangan yang Anda rasakan, dapat memicu naiknya asam lambung.
2. Tekanan darah tinggi
Kondisi burnout memposisikan seseorang pada titik stres tertinggi. Tak heran jika Anda mengalami burnout tekanan darah akan tinggi.
3. Mengalami masalah tubuh lainnya
Tidak hanya merasa lelah, Anda jadi lebih mudah sakit. Sebab, stres dan kelelahan, ditambah pola makan yang berantakan akan menurunkan imun tubuh.
Bisa jadi Anda mengalami masalah tidur, kesulitan fokus, bahkan mengalami yang namanya sakit kepala terus menerus.
4. Performa kerja menurun
Kondisi kelelahan dan merasa mendapat tekanan ini membuat performa kerja menurun. Tentu saja ini bermula dari hilangnya minat terhadap pekerjaan setiap harinya, sehingga hasilnya kurang memuaskan.
5. Menarik diri dari lingkungan sosial
Orang yang mengalami stres dan frustasi cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Apalagi pada orang-orang yang terkena burnout akibat pekerjaan. Bertemu dengan rekan kerja dianggap sebagai beban dan bahkan ada keinginan menjauhi orang-orang yang berkaitan dengan pekerjaan.
Cara Mengatasi Burnout
Mengalami burnout tidak dapat dibiarkan begitu saja. Anda harus mengambil langkah untuk mencegah masalah lebih lanjut yang lebih parah. Berikut ini sejumlah rangkuman cara mengatasi burnout yang mungkin dapat Mahapuan jadikan contoh:
1. Bicarakan dengan atasan
Komunikasi menjadi salah satu solusi yang dapat Mahapuan pilih untuk mengatasi burnout. Mahapuan dapat mendiskusikan kondisi yang dialami dengan atasan, termasuk apa saja faktor-faktor yang menjadikan Anda merasa tertekan atau terbebani.
2. Buat skala prioritas
Mahapuan dapat menyusun daftar pekerjaan dan daftar kegiatan harian mulai dari yang paling penting hingga yang tidak. Dahulukan hal-hal yang berada di skala prioritas tertinggi. Dengan cara ini, Mahapuan dapat terhindar dari kelelahan akibat mengerjakan sesuatu yang bukan prioritas.
3. Hargai diri sendiri
Terkadang, burnout terjadi karena kita terlalu keras pada diri sendiri. Ketika kita tidak bisa, kita enggan mengakuinya dan malah semakin memaksakan.
Agar terhindar dari tekanan dan stres, kurangilah ekspektasi dan hargai diri sendiri dengan menyelesaikan yang sanggup Anda kerjakan, tanpa rasa paksaan. Berilah juga apresiasi pada diri saat berhasil menyelesaikan pekerjaan sulit.
4. Sempatkan berlibur
Kata kuncinya adalah keseimbangan hidup. Hidup Anda harus seimbang antara pekerjaan dan bersantai. Jika sudah terlalu lama bekerja, manfaatkanlah hari cuti untuk pergi berlibur atau sekadar staycation.
5. Ubah gaya hidup
Rajin berolahraga dan mengatur pola makan dapat membantu Anda untuk terhindari dari tekanan dan stres, sehingga mencegah burnout. Anda dapat membuat meal plan menu sehat selama sepekan untuk bekal makan siang di kantor dan mengambil kelas olahraga.