Tanpa disadari, banyak perusahaan yang terlalu fokus pada perampingan dan efisiensi biaya sehingga mengabaikan ancaman di depan mata: kekurangan pekerja berbakat.
Persoalannya, ketika para pekerja dewasa ini mulai pensiun, diperkirakan ada kekurangan pada jumlah orang muda yang memasuki dunia kerja untuk mengimbanginya.
Masalahnya, bukan hanya kekurangan pekerja saja, melainkan juga keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman setiap kali ada pekerja senior yang pensiun. Tak heran, sejumlah program mulai diciptakan, salah satunya pendekatan pensiun yang lebih fleksibel alias flexibel retirement.
Tujuannya, tentu saja agar pekerja dapat terus berkontribusi dengan baik hingga usia enam puluhan dan tujuh puluhan. Selain itu, dari sisi perusahaan juga diuntungkan karena tidak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk melakukan perekrutan karyawan baru.
Berdasarkan studi yang digelar Harvard, berikut ini sejumlah cara yang bisa dilakukan agar perusahaan dapat mempertahankan karyawan-karyawan senior yang bertalenta.
Ciptakan Budaya yang Menghargai Pengalaman
Jika perusahaan ingin memenangkan hati para senior dan generasi pekerja dewasa lainnya, mulailah dengan lingkungan kerja itu sendiri. Jangan mengasingkan siapapapun yang berusia di atas 50 tahun. Budaya ini bisa dimulai dengan penggunaan kata-kata halus dan menarik dalam iklan pekerjaan. Dengan begitu, pekerja senior yang membacanya dapat menafsirkan iklan tersebut sebagai suatu ‘pengalaman’, ‘pengetahuan’ dan keahlian’.
Tawarkan Jam Kerja Fleksibel
Perusahaan tentu saja perlu merancang pekerjaan sedemikian rupa sehingga menarik bagi karyawan untuk tetap bertahan, ketimbang resign. Jam kerja menjadi salah satu indikator yang dilirik oleh para pekerja senior.
Rata-rata, pekerja dewasa ingin tetap bekerja, tetapi dalam kapasitas yang tidak terlalu menyita waktu, sehingga mereka bisa menyelesaikan kebutuhan lainnya: merawat anak dan orang lanjut usia pada saat bersamaan. Selain itu, di mana pekerjaan itu dilakukan juga menjadi salah satu indikator yang menarik. Pekerja dewasa ini berharap dapat menyelesaikan pekerjaannya di mana saja, serta fleksibilitas dalam jalur karier.
Kenalkan tentang Waktu Pensiun yang Fleksibel
Selama 50 tahun terakhir, usia pensiun rata-rata terus menurun. Di AS, Inggris Raya, dan Kanada, usia pensiun rata-rata saat ini adalah sekitar 62 tahun. Padahal di sisi lain, harapan hidup meningkat, sehingga usia 62 tahun terasa terlalu cepat untuk diisi dengan bersantai: Kenyataannya, banyak senior yang tidak menginginkan kehidupan yang benar-benar santai, separuhnya mengatakan bosan dan gelisah di masa pensiunnya.
Berdasarkan survei AARP, didapatkan angka sekitar 80% baby boomer berencana untuk bekerja paruh waktu selama masa pensiun mereka. Bukan hanya soal finansial, tapi banyak senior yang merasa lebih bermakna, berdaya, dan terus bersemangat dengan tetap bekerja dan menjadi produktif tanpa batas. Bagi sebagian orang, tempat kerja bahkan menjadi afiliasi sosial utama mereka.
Untuk itulah perusahaan bisa menawarkan pilihan, pensiun sesuai kebijakan pemerintah di usia 60an tahun atau beristirahat sebentar dengan sejumlah uang pesangon lalu kembali lagi bekerja secara paruh waktu sesuai kemampuan. Kedua pihak diuntungkan dengan kebijakan ini. Pekerja memiliki kesempatan untuk terus aktif dan produktif, sementara perusahaan mampu menekan biaya merekrut dan melatih karyawan baru.