Sudah sekitar sebulan terakhir, laporan IQAir menunjukkan kualitas udara yang buruk di hampir seluruh wilayah Indonesia, salah satunya Jakarta. Mengutip data IQAir, Jakarta menduduki peringkat pertama dalam daftar kota di dunia yang paling berpolusi.
Dengan status tersebut, kondisi udara di sekitar kita sama artinya dengan tidak sehat. IQAir dalam situsnya menulis, tingkat polusi di Jakarta saat ini tidak sehat bagi kelompok sensitif, salah satunya para platinum.
Lantas, apa sebenarnya dampak polusi udara bagi kesehatan secara umum dan bagi para platinum secara khusus?
Dampak Polusi Udara bagi Para Platinum
Sesungguhnya, bukan baru saat ini saja isu polusi udara menjadi perbincangan. Pada bulan Juni 2022 misalnya, DKI Jakarta juga menyandang skor tinggi untuk indeks kualitas udara, mencapai 163 AQI yang berarti tidak sehat.
Kondisi ini tentu menjadi ancaman besar, terutama bagi para kelompok usia platinum. Lembaga kesehatan dunia (WHO) bahkan memasukkan polusi udara dalam daftar ancaman kesehatan terbesar dunia.
WHO merinci sejumlah ancaman penyakit jika kondisi polusi udara ini terjadi terus menerus. Beberapa dampak yang bisa muncul, di antaranya:
1. Memicu serangan asma
Bagi kelompok sensitif, seperti orang yang memiliki riwayat asma dan para platinum, polusi udara dapat memicu serangan asma. Sebab, udara yang dihirup bercampur dengan partikel polusi dan debu.
2. Memicu kanker paru
WHO mencatat, kanker paru menjadi penyebab utama kematian karena kanker di Amerika Serikat. Dengan kondisi Indonesia yang udaranya semakin tercemar ini, bukan tidak mungkin dapat memicu kanker paru pada kelompok sensitif.
3. Meningkatkan risiko infeksi dan peradangan paru
Kualitas udara yang buruk dan terhirup saat bernapas dapat memicu infeksi dan peradangan pada paru-paru. Pada tahap ini, dapat terjadi pembengkakan dan iritasi di jaringan paru.
4. Memicu penyakit paru lainnya
Tidak hanya masalah asma, polusi udara juga dapat memicu penyakit paru seperti pneumonia, bronkitis, hingga PPOK. Tidak hanya risiko kesulitan bernapas, penyakit paru ini dapat menyebabkan kematian.
Untuk meminimalisasi dampak polusi udara ini, pemerintah menyarankan agar kelompok sensitif, termasuk platinum menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruang. Selain itu, para platinum juga bisa membatasi aktivitas di luar ruang selama bukan sesuatu yang darurat.
Pencegahan polusi udara juga dapat dilakukan dengan menggiatkan kembali gerakan menanam pohon, hemat energi, dan penggunaan produk daur ulang.