Jendela makan dan jendela puasa mungkin sudah jadi istilah yang familier beberapa tahun belakangan ini. Sempat dipopulerkan oleh public figure, Deddy Corbuzier, pola makan yang disebut intermittent fasting ini menjadi hits belakangan ini sebagai salah satu alternatif pola hidup sehat.
Mengutip Healthline, diet intermittent fasting adalah pola makan yang terbagi ke dalam dua periode, yakni puasa dan makan. Tak ada ketentuan khusus mengenai apa yang harus dikonsumsi, melainkan hanya tentang kapan seseorang harus makan. Pembagian waktunya, puasa selama 16 jam dan makan selama 8 jam setiap harinya.
Selain dianggap ampuh menurunkan berat badan, masih mengutip Healtline, pola hidup intermittent fasting ini diklaim dapat membantu mengurangi resistensi insulin, menekan faktor risiko penyakit jantung, mencegah pertumbuhan sel kanekr, dan menjaga kesehatan otak.
Persoalannya, banyak yang masih salah kaprah mengenai jendela makan dan jendela puasa ini. Terutama pada saat jendela makan, orang yang melakoni diet intermiten ini mengisi waktu makannya dengan mengasup jenis-jenis makanan yang tidak sehat.
Selain itu, menurut ahli gizi Mia Holm sebagaimana dikutip dari CNN Indonesia, makan terlalu sedikit atau kurang dari 1.200 kalori per hari selama periode makan hanya akan menimbulkan penurunan massa otot dan memperlambat metabolisme.
Bukan hanya itu, asupan minuman yang terlalu banyak manis juga tidak disarankan. “Yang terbaik hanyalah minum air putih,” kata Holm. Juga perlunya memperhatikan intensitas olahraga pada saat jendela puasa. Sebab, olahraga dengan intensitas tinggi justru memberi tekanan berlebih pada tubuh.