Penyair TS Eliot mengatakan hal menarik tentang usia 50 tahun. Katanya, “tahun- tahun antara lima puluh dan tujuh puluh adalah yang paling sulit. Anda selalu diminta melakukan sesuatu, namun Anda tidak cukup jompo untuk menolaknya.”
Sulit? Karena kita sampai pada posisi sebagai “orang penting”. Lihatlah, apa yang dikatakan Eliot, kita selalu diminta untuk melakukan sesuatu. Kenapa? Dengan pengalaman hidup kita, kita dipandang oleh lingkungan sosial mumpuni dalam satu atau berbagai bidang.
Maka, nikmatilah. Menjadi quinguagenarian (memasuki usa 50 tahun) masih jauh dari jompo. Artinya? Di manapun, kapanpun kita diperlukan, terimalah andil itu. Jangan merasa direpotkan. Ambil peran itu.
Peran sebagai “orang penting” tentu bukan hal yang serta-merta kita terima ketika kita menjadi warga senior. Reputasi tidak dibangun dalam satu hari.
Eliot mengajak kita melihat keluar diri kita. Tentu saja untuk itu kita juga sangat penting untuk meninjau kehidupan pribadi kita sendiri, dengan atau tanpa peran dari lingkungan yang dipercayakan pada kita.
Berikut ini beberapa hal yang perlu dilakukan:
1. Tetap Membina Jaringan
Apakah kita masih aktif bekerja, sudah memutuskan pensiun, atau merencanakan berganti pekerjaan atau beralih posisi networking atau jejaring sosial sama pentingnya. Aktiflah di media sosial dengan bijak: Facebook, Twitter, Linkedn, dan jejaring lewat pergaulan langsung organisasi hobi, sosial, keagamaan dan lain-lain.
2. Lepaskan Anak-anak dan Jadikan Teman
Anak-anak seringkali menjadi sumber kemasan utama orangtua. Tidak ada yang salah dengan kecemasan karena itu adalah wujud dari tanggung jawab kita sebagai orangtua. Tapi ingatlah mereka juga punya harus kehidupannya sendiri. Kehidupan yang dengan bangga mereka bangun sendiri. Jangan terlalu banyak ikut campur. Bangunlah sikap dan bentuk hubungan baru. Para ahli banyak menyarankan: jadilah teman. Jadilah mitra yang berbagi persoalan dan mendiskusikan solusinya.
3. Saatnya Mengisi Hidup dengan Kegembiraan
Ketegangan membangun dan mengejar karir memompa gairah muda. Hidup seakan-akan segalanya tentang diri sendiri. Kita abaikan orang terdekat kita. Pada usia 50, seharurnya kita mulai menyadari bahwa yang paling penting dalam hidup adalah kebahagiaan kita dan orang yang kita cintai. Ada priortas yang harus bergeser. Tapi bukan berarti kita harus mengabaikan sema sekali kegembiraan diri kita sendiri.
4. Titik Keseimbangan Hidup
Jika kita bekerja sejak usia 20-an tahun, maka pada usia 50-an tahun kita sudah bekerja 30 tahun. Bukan waktu yang pendek. Waktu, asset terbesar hidup kita itu, selama 30 tahun itu, wajar apabila dicurahkan untuk kerja, kerja, dan kerja. Setelah itu bukan berarti kita harus melupakan dunia kerja, tapi kita benar-benar harus Menyusun sebuah prioritas yang seimbang antara kehidupan diri (dan keluarga) dengan kehidupan sosial dan karir.
5. Menemukan Arah Baru
Arah baru itu bisa berarti prioritas baru, fokus baru, cara hidup baru, menerima peran baru, juga bila perlu belajar hal-hal baru. Apapun, hal-hal baru itu, kita yang tahu dan menentukan, tapi yang paling penting adalah pada usia 50 tahun dan sesudahnya kita bukan orang yang tak tahu hendak menuju kemana.
Mungkin saja, kita tetap berada di bidang atau jalur yang sudah kita tempuh jauh, tapi bukan berarti dengan begitu kita tak perlu menyesuaikan arah dan proritas kita. Mungkin lebih tepatnya kita harus membuat persfektif baru.