Ada kalanya seseorang butuh untuk menyendiri, mengambil jeda dari aktivitas dan hingar-bingar sehari-hari. Sebagai makhluk sosial, memang benar bahwa manusia membutuhkan relasi dengan orang lain untuk hidup seimbang.
Penelitian bahkan menyebutkan, bahwa relasi sosial sangat penting untuk kesehatan emosional dan fisik. Meski demikian, waktu sendiri, yang seringkali disebut sebagai privasi atau waktu menyendiri, juga baik untuk diri dan kesehatan mental Anda.
Bagi sebagian Mahapuan, bertemu dengan orang banyak memberikan energi baru. Namun, bagi sebagian yang lainnya, relasi dan terkoneksi dengan orang lain justru memicu stres.
Bisa jadi bertemu dengan orang membuat Anda berpikir bagaimana sebaiknya berpenampilan, bagaimana menjaga kata-kata dan sikap, bagaimana jika Anda justru ditolak, dan bagaimana-bagaimana lainnya. Untuk itulah, terkadang kita butuh mengambil jeda untuk diri.
Manfaat Mengambil Jeda untuk Diri
Menyepi atau mengambil waktu menyendiri memberikan kesempatan pada diri sendiri untuk beristirahat dari tekanan sosial. Anda juga dapat mengisi diri dengan pikiran Anda sendiri, perasaan, dan bahkan pengalaman. Mengambil jeda untuk diri juga memiliki sejumlah manfaat, di antaranya:
1. Eksplorasi pribadi yang lebih baik
Nyaman dengan diri Anda sendiri dapat memberikan kesempatan dan kebebasan untuk mengeksplorasi gairah yang Anda miliki tanpa intervensi. Bisa dengan mencoba hal baru, mencari tahu isu-isu yang Anda sukai, meningkatkan pengetahuan, bahkan praktik metode baru tentang self-expression.
Mengeksplorasi diri sendiri berarti belajar hal baru tanpa tekanan dan judgement dari orang lain. Anda bisa bebas berkembang, tanpa khawatir opini orang lain.
2. Meningkatkan kreativitas
Waktu menyendiri memberikan kesempatan untuk memperkuat kreativitas Anda. Tentu saja tanpa perlu mempertimbangkan pendapat orang lain, Anda bisa terus maju dan fokus dengan apa yang ingin Anda capai.
Dalam studi yang dipublikasikan pada 2020, peneliti menemukan bahwa kesepian menyebabkan peningkatan aktivitas di sirkuit saraf yang berhubungan dengan imajinasi. Ketika dibiarkan tak mendapatkan rangsangan sosial, otak meningkatkan jaringan kreatifnya untuk mengisi kekosongan.
3. Memiliki energi sosial yang berlebih
Peneliti menemukan bahwa orang yang hidup sendiri memiliki lebih banyak energi sosial ketimbang orang yang terbiasa hidup di sekitar banyak orang.