Pernahkah Mahapuan merasa nyeri di dada saat sedang banyak pekerjaan, banyak pikiran, dan stres? Kejadian nyeri di dada memang seringkali berkaitan dengan rasa stres, kecemasan, dan masalah kesehatan jantung.
Mengutip Verywell Mind, ketika stres atau panik, tubuh melepaskan hormon-hormon stres yang dapat menyebabkan berbagai jenis gejala fisik, salah satunya tekanan atau nyeri di dada.
Pada orang dewasa sehat yang mengalami stres, pada level tertentu juga berpotensi mengalami tekanan atau nyeri di dada ini. Meski demikian, bukan berarti Anda harus meremehkan nyeri di dada yang terjadi pada saat sedang stres ini ya.
Ketika ini terjadi, Mahapuan tentu saja tetap harus memantau intensitas nyeri yang Anda rasakan. Karena jika terus berulang dan berlanjut, ada baiknya Mahapuan merujuknya ke dokter.
Meski demikian, Mahapuan bisa mencoba dulu untuk mengelola rasa stres dan gejala kecemasan yang muncul. Karena dengan begitu, Anda membantu tubuh untuk menyeimbangkan suasana hati dan menekan ketidaknyamanan dari gejala fisik yang muncul.
Penyebab dan Faktor Risiko Nyeri Dada saat Stres
Siapa saja bisa merasakan nyeri dada saat mengalami stres. Bagaimanapun, ini umum terjadi pada orang-orang terutama yang memiliki gangguan kecemasan dan serangan panik.
Sebuah studi yang dirilis pada 2019 menemukan bahwa sekitar 28% orang yang dirawat di rumah sakit dengan nyeri dada dan tanpa tanda-tanda gejala penyakit jantung didiagnosa juga dengan gangguan panik.
Ketika stres, tubuh melepas hormon seperti adrenalin dan kortisol yang berperan penting pada tubuh dan pikiran Anda. Meski demikian, respon tubuh setiap orang berbeda-beda, salah satunya rasa nyeri dada.
Namun, sebenarnya selain rasa nyeri, ada gejala tubuh yang bisa muncul saat stres, di antaranya:
- Merasa berat di dada
- Merasa kosong atau melamun
- Mengalami tekanan darah tinggi
- Tangan berkeringat
- Mual dan diare
- Tangan gemetar
- Kesulitan fokus