KESEDIHAN bersifat universal. Siapa saja bisa dan pernah mengalami kesedihan. Ini bisa dari peristiwa apapun, kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, kandasnya sebuah hubungan, dan lainnya.
Kesedihan dapat dideskripsikan dengan berbagai macam emosi pula. Ada yang menangis, ada yang justru marah, atau malah bisa tertawa, bahkan perasaan kosong dan merasa tidak ada tujuan.
Mengutip Healthline, Elizabeth Kubler Ross dalam bukunya berjudul On Death and Dying menulis bahwa kesedihan terbagi dalam 5 tahap, yakni penolakan, kemarahan, penawaran, depresi, dan penerimaan. Ini Kubler-Ross temukan dalam bertahun-tahun studi dengan orang-orang yang mengalami kesedihan.
Dalam perjalanannya, Kubler-Ross menemukan bahwa tahap kesedihan bisa digambarkan menjadi 7 tahap. Apa saja? Berikut ini ulasannya.
1. Penolakan
Duka atau kesedihan adalah sebuah emosi yang meluap-luap. Tidak heran ketika dukacita itu muncul secara tiba-tiba, respon yang pertama adalah berpura-pura peristiwa itu tidak terjadi.
Penolakan sesungguhnya tahap di mana Anda menyerap seluruh peristiwa yang terjadi dan emosi yang Anda alami. Penolakan menjadi mekanisme pertahanan umum untuk membuat Anda mati rasa terhadap suatu perasaan.
2. Kemarahan
Kemarahan datang setelah penolakan dilakukan. Biasanya, marah adalah mekanisme yang dimunculkan tubuh sebagai upaya melindungi atau menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya.
Dengan marah kepada orang yang meninggalkan Anda, atasan yang membuat Anda tidak bisa bekerja lagi, ataupun orang terkasih yang pergi selamanya, Anda merasa mereka tetap hadir. Meskipun logika Anda mengerti bahwa itu hal mustahil, tapi perasaan marah terlalu kuat untuk diabaikan.
3. Tawar Menawar
Pada kondisi berduka atau sedih, Anda menjadi merasa tidak berdaya. Pada tahap ini, biasanya Anda akan menakar sesuatu dan berpikir tentang “bagaimana jika begini” dan “seandainya saja dia tidak begitu”. Terkadang, tahap ini direalisasikan dengan harapan atau janji kepada Tuhan bahwa Anda akan memberikan yang terbaik jika saja rasa kehilangan Anda dibatalkan.
4. Depresi
Setelah ketiga tahap ini, biasanya seseorang memasuki masa-masa tenang, bisa dengan menarik diri ataupun mengatasi segala perasaan duka dengan lebih sehat. Meski demikian, ada juga yang mengalami depresi berat, karena semua rasanya tidak masuk akal.
5. Perasaan Membaik
Setelah masa-masa depresi dan emosi berantakan, waktu akan membuat seseorang merasa emosinya kembali stabil dan lebih tenang.
6. Rekonstruksi dan Perbaikan
Memasuki tahap ini, biasanya seseorang jauh semakin. Biasanya ada yang sudah menerima rasa duka yang dia alami dan merencanakan hidup yang baru.
7. Penerimaan
Pada momen ini, ada suatu hal dalam diri Anda yang mengajak Anda untuk menerima kondisi yang terjadi. Bahwa yang terjadi memang sudah seharusnya terjadi. Penerimaan tidak berarti kesedihan Anda menghilang, hanya merupakan kesadaran bahwa segala sesuatu memang sudah ada rancangannya.