SAYA kenal banget Mbak Tantan. Orangnya memang tak bisa diam. Aktif banget. Usianya yang sudah kurang sedikit dari 70 tahun, tak menghentikannya melibatkan diri dalam berbagai kegiatan. Di kegiatan sosial dia ringan tangan, di lingkaran kecil pertemannya dia selalu penuh perhatian.
Jangan salah, Mbak Tantan bukan orang yang kesepian. Anak-anaknya semua jadi orang sukses. Anak-anak yang melengkapi kebagiaannya dengan beberapa orang cucu.
Saya bayangkan Mbak Tantan akan tersiksa sekali selama musim pandemi, harus karantina mandiri. Dia sangat peduli soal kesehatan. Higienies. Bahkan cenderung dari kelompok yang berlebihan, obsesif. Pastilah dia akan taat pada protokol social distancing, pakai masker, tak keluar rumah. Lalu apa dia betah?
Lama tak mendengar kabarnya, kangen dengar cerita-ceritanya, kami ketemu di meeting Zoom. Bukannya langsung ke pokok agenda meeting, Mbak Tantan dengan bangga pamer koleksi kaktus! Saya tak pernah tahu kalau dia suka tanaman, suka berkebun.
Saya penasaran, “Beli di mana, Mbak Tan?”
“Banyak yang jual di online,” katanya. Dia lantas nyerocos soal kaktus, tip trik perawatan, berbagai jenis kaktus yang ia koleksi dan karakternya masing-masing. Gayanya tak pernah tak meyakinkan.
Saya yang ada juga tahu serba sedikit tentang kaktus tahu yang ia ceritakan itu benar. Mbak Tantan itu memang begitu. Kalau dia sedang menyukai sesuatu dia akan pelajari sampai sedetil-detilnya.
“Kok kaktus sih, Mbak? Kenapa gak nanem sayur gitu?”
“Nanem sih apa aja. Kemarin tuh pas lihat aja ada di toko online. Kok bisa berbunga juga ya? Kirain kaktus ya batang jelek, berduri gitu aja. Itulah uniknya. Gak rewel juga. Berkembang perlahan tapi pasti. Nah itu yang benar-benar membimbing kita untuk sabar,” kata Mbak Tantan.
Ya, itulah faedah berkebun. Apapun yang ditanam. Sayurkah, tanaman hiaskah, pohon buahkah. Kalau lahan sempit, atau bahkan bila tak ada halaman, tinggal di apartemen misalnya, kaktus bisa jadi pilihan.
Dengan kaktus-kaktusnya Mbak Tantan melepaskan stres karena tak bisa ke mana-mana. Kaktus mengalihkan perhatiannya dari berita-berita Covid-19.
“Saya tuh bisa keringetan lo, padahal cuma ganti media pot, mindahin kaktus baru ke pot yang lebih besar, atau mencoba memperbanyak kaktus dari indukannya. Cek deh di IG saya,” kata Mbak Tantan.
Saya mengecek IG-nya. Ini sih bukan hobi-hobian lagi. Sudah bisa dibisniskan. “Bisa dijual tuh, Mbak,” kata saya.
“Oh, iya, dong. Saya mau bikin akun IG baru, khusus untuk kaktus saya. Punya ide gak nama yang bagus apa, kamu kan jago ngasih nama gitu.”
Aduh, saya langsung kena todong.