Setiap tanggal 1 Oktober, dunia memperingati Hari Lansia Internasional. Peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan sebuah momentum untuk menghargai kontribusi para lansia, meningkatkan kesadaran akan tantangan penuaan, dan mendorong terciptanya masyarakat yang inklusif bagi semua usia.
Sejarah dan Visi Hari Lansia Internasional
Gagasan Hari Lansia Internasional berawal dari Vienna International Plan of Action on Ageing yang diadopsi pada tahun 1982. PBB kemudian secara resmi menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Lansia Internasional pada tahun 1990, dan pertama kali diperingati pada tahun 1991.
Visi Hari Lansia Internasional adalah menciptakan dunia di mana setiap individu, tanpa memandang usia, dapat hidup dengan sehat, bermartabat, dan mandiri. Peringatan ini juga bertujuan untuk:
- Mengapresiasi peran dan kontribusi lansia: Menghargai pengalaman, pengetahuan, dan kebijaksanaan yang dimiliki lansia sebagai aset berharga bagi masyarakat.
- Meningkatkan kesadaran akan tantangan penuaan: Menyoroti isu-isu seperti kesehatan, kesejahteraan sosial, dan diskriminasi yang dihadapi lansia.
- Mendorong partisipasi aktif lansia: Memberdayakan lansia untuk tetap terlibat dalam berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, maupun politik.
Mengapa Hari Lansia Internasional Penting bagi Perempuan Platinum Indonesia?
Di Indonesia, perempuan lansia atau yang kita sebut Perempuan Platinum, memiliki peran yang sangat penting dan beragam. Hari Lansia Internasional menjadi momentum yang tepat untuk:
- Menghormati Perempuan Platinum sebagai Penjaga Kearifan Lokal: Perempuan Platinum seringkali menjadi penjaga tradisi, pengetahuan, dan kearifan lokal yang berharga. Mereka mewariskan cerita, resep masakan, teknik kerajinan tangan, dan nilai-nilai luhur kepada generasi berikutnya.
- Menghargai Perempuan Platinum sebagai Pemimpin Komunitas: Banyak Perempuan Platinum yang berperan sebagai tokoh masyarakat, penggerak kegiatan sosial, atau pemimpin kelompok keagamaan. Mereka menginspirasi dan membimbing masyarakat dengan kebijaksanaan dan pengalaman hidup mereka.
- Mendukung Perempuan Platinum sebagai Mentor bagi Generasi Muda: Perempuan Platinum dapat menjadi mentor dan panutan bagi generasi muda, berbagi pengalaman hidup, memberikan nasihat, dan mendukung perkembangan mereka.
- Mendorong Perempuan Platinum untuk Terus Berkarya: Usia bukanlah penghalang bagi Perempuan Platinum untuk terus berkarya dan mengembangkan diri. Mereka dapat menyalurkan kreativitas, mengembangkan usaha kecil, atau terlibat dalam kegiatan produktif lainnya.
Minimnya Perhatian terhadap Lansia di Indonesia
Sayangnya, di Indonesia, perhatian terhadap isu-isu lansia, termasuk Perempuan Platinum, masih relatif minim. Hal ini terlihat dari:
- Kurangnya fasilitas dan program yang ramah lansia: Banyak fasilitas umum yang belum dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan lansia, seperti aksesibilitas yang terbatas dan kurangnya program-program pemberdayaan.
- Stigma negatif terhadap penuaan: Masih banyak stereotip negatif yang melekat pada lansia, seperti dianggap lemah, tidak produktif, dan menjadi beban.
- Kesenjangan akses layanan: Perempuan Platinum, terutama di daerah pedesaan, seringkali menghadapi kesulitan dalam mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan informasi.
Hari Lansia Internasional merupakan kesempatan berharga untuk menghormati, menghargai, dan memberdayakan Perempuan Platinum Indonesia. Dengan meningkatkan kesadaran akan peran dan kontribusi mereka, serta mengatasi tantangan yang mereka hadapi, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan menghargai setiap individu, tanpa memandang usia. Perempuan Platinum adalah aset berharga bagi bangsa, dan sudah saatnya kita memberikan perhatian dan dukungan yang layak mereka terima.