Mahapuan bisa jadi geram jika mendapat perlakuan direndahkan atau dianggap tidak competent oleh rekan kerja pria kan? Apalagi jika rekan kerja tersebut berasumsi yang tidak mendasar tentang kemampuan Anda.
Sayangnya, kadang-kadang, tindakan yang disebut mansplaining ini seringkali tidak disadari karena dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Bahkan, kadang-kadang, sikap merendahkan yang dibalut dengan alih-alih menjelaskan ini dimaklumi.
Mansplaining berasal dari kata man dan explaining. Mengutip The Conversation, mansplaining adalah tindakan yang mengacu pada seorang pria memberikan penjelasan tanpa diminta kepada wanita.
Tindakan ini kadang-kadang juga bernada merendahkan perempuan. Biasanya ditandai dengan kepercayaan diri si pria, nada merendahkan, kata seru atau interupsi.
Tak jarang mansplaining terlihat seperti gesture dari laki-laki yang merasa lebih unggul dari perempuan, sehingga cara bicara ataupun berkomunikasi dalam menyampaikan gagasan terkesan seperti meremehkan perempuan.
Istilah mansplaining ini sendiri pertama kali dipopulerkan oleh oleh Rebecca Solnit dalam essaynya pada tahun 2008 berjudul Men Explain Things to Me. Dalam essaynya, Solnit mendeskripsikan sebuah interaksi dengan seorang pria yang menjelaskan premis dan pentingnya sebuah buku, yang sesungguhnya adalah buku yang ditulis Solnit.
Ciri-ciri Perilaku Mansplaining
Tindakan mansplaining yang sering muncul misalnya bersikap menggurui perempuan. Bahkan menganggap seolah-olah si perempuan lawan bicara tidak mengerti dan tidak lebih pintar dari para pria.
Selain itu, Mahapuan perlu mengenali sejumlah tanda, bahwa rekan pria Anda ternyata mansplaining. Berikut rangkumannya seperti dikutip dari Hellosehat.
- Mendominasi setiap percakapan, bahkan tanpa ada yang bertanya
- Mengabaikan lawan bicara perempuan
- Bersikap kasar dengan tidak melibatkan perempuan dalam percakapan
- Berbicara dengan kata-kata atau intonasi merendahkan
- Memojokkan perempuan karena alasan pribadi
Tindakan mansplaining nyatanya tidak memiliki benefit apapun dalam lingkungan kerja ataupun relasi sosial. Sebab, bagi pihak perempuan, tindakan ini dapat merugikan dan menimbulkan luka batin.
Mahapuan yang berada di posisi ini dapat meredakan kondisi tersebut dengan menghadapi situasinya dengan tenang. Anda tidak perlu ketus. Segera alihkan pembicaraan jika Anda mulai tidak nyaman.