Memilih diet yang tepat tidak bisa sembarangan. Apalagi urusan mengatur pola makan untuk usia Mahapuan dan kondisi metabolisme tubuh yang tidak lagi seperti masa remaja. Jangan hanya karena diet yang satu berhasil untuk orang tertentu, lantas model itu menjadi patokan.
Setiap orang berbeda. Sebagian orang mungkin mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya dari sumber protein saja, sebagian yang lain mungkin membutuhkan porsi lengkap. Mengutip The Washington Post dalam artikel berjudul Everyone is Unique and so are Diet Needs, ada pepatah tua begini “One Man’s meat is another man’s poison”. Secara teknis ini dimaksudkan dengan bio-individualitas. Dan ini menjadi faktor utama yang perlu diingat untuk memutuskan diet seperti apa yang harus dipilih.
Setiap orang unik. Dengan demikian, setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda pula. Makanan yang baik untuk Mahapuan, mungkin belum tentu baik untuk pasangan, teman, ataupun anak. Pakar Nutrisi William Walsh dalam artikel websitenya mengatakan, kebutuhan setiap orang berbeda. Selera dan kecenderungan pribadi kita, bentuk dan ukuran alami tubuh, golongan darah, tingkat metabolisme, dan latar belakang genetik mempengaruhi makanan apa yang akan dan tidak akan menyehatkan kita.
Lantas, pola makan atau diet seperti apa yang akan cocok dengan kebutuhan nutrisi tubuh kita? Yang paling pertama perlu Mahapuan lakukan adalah belajar mendengarkan tubuhmu. Temukan dan rasakan apa yang membuat tubuhmu merasa baik atau tidak baik saat mengkonsumsi sesuatu. Apa yang Mahapuan rasakan setelah mengkonsumsi suatu jenis makanan: pusing, mual, atau baik-baik saja.
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan, tentu saja mendatangi dokter gizi dan konsultasikan kondisi Mahapuan. Jalani pemeriksaan secara menyeluruh untuk mengetahui diet apa yang paling sesuai. Dan pastikan juga, proses diet yang akan dijalani mendapatkan pengawasan dari dokter agar tetap aman dan sehat.