Di saat usia kita menanjak setengah abad, mungkin mulai berpikir untuk menyingkirkan barang yang sudah tidak berguna lagi. Buku yang sudah kita baca bisa di donasikan ke perpustakaan. Barang elektronik bisa kita tukar tambah dengan yang baru. Namun bagaimana dengan baju? Banyak baju yang penuh kenangan dan yang kita sayangi tidak dapat lagi kita kenakan, entah karena ukurannya yang sudah berubah atau modelnya yang sudah tidak in lagi.
Dalam dunia yang masih mengutamakan fashion trendy mengakibatkan siklus pemakaian dan pembuangan sampah busana menjadi sangat tinggi. Ide atau gagasan pakaian upcycle atau “refashion” masih belum umum. Tapi ini adalah tren yang terus berkembang dan merupakan salah satu hal paling sustainable yang dapat dilakukan oleh semua orang.
Ada begitu banyak baju yang diproduksi di dunia saat ini daripada yang dipakai terutama dari brand besar. Brand besar dapat menghasilkan sebanyak setengah miliar pakaian per tahun. Apa yang akan terjadi pada busana tersebut setelah kita pakai? Sekitar 14,3 juta ton tekstil dikirim ke pembuangan sampah pada tahun 2012, atau sekitar 5,7 persen dari total timbulan sampah kota di Jakarta, menurut Badan Lingkungan Hidup.
Alternatifnya jika tidak dibuang, pakaian yang tidak diinginkan biasanya disumbangkan ke badan sosial atau ke tempat-tempat yang membutuhkan saat terjadi bencana misalnya, atau disumbangkan ke toko barang bekas. Meskipun langkah ini baik untuk menghindari penambahan limbah, namun tidak memberikan manfaat yang signifikan. Hanya sekitar 20 hingga 30 persen pakaian yang disumbangkan yang dapat dijual kembali. Karena trend fast fashion yang dibuat oleh beberapa toko retail besar, banyak pakaian yang tidak dapat dijual lagi karena kualitasnya sudah tidak layak.
Pakaian ini dibuat demi memenuhi keinginan peminat fashion dalam mengejar trend yang berganti dengan sangat cepat, Di sisi lain, peningkatan drastis dalam volume pakaian bekas telah menurunkan nilai baju dalam 15 tahun terakhir – yang berarti bahwa toko barang bekas sekarang dipenuhi pakaian murah dengan bahan yang berkualitas rendah.
Untuk mengurangi penumpukan sampah pakaian, kita bisa mengambil peran dengan melakukan Upcycling. Upcycle sendiri adalah cara memproses suatu barang agar menjadi lebih berguna dari aslinya. Contohnya pakaian yang sudah tidak ingin kita pakai lagi sudah ternoda atau sobek lalu membuat kembali produk itu menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi. Misalnya, kemeja yang sudah tidak modis bisa diolah menjadi scarf vintage. Upcycling berbeda dengan Recycle. Recycling adalah proses perubahan “waste” atau sampah menjadi berguna lagi. Contohnya botol plastik yang dikumpulkan lalu dibuat menjadi meja.
Untuk menjadi stylish, tidak selalu harus menggunakan barang baru. Kita dapat juga memberi sentuhan busana baru dengan elemen lama, misalnya blazer yang kita ubah menjadi vest. Bisa juga, baju kurung lama kita yang terbuat dari lace dengan kualitas bagus, kita potong menjadi blus pendek yang dapat kita padankan dengan kain atau celana panjang. Yang lebih berkesan mungkin kebaya kutubaru kesayangan Anda saat muda, diubah menjadi kebaya kartini masa kini untuk wisuda cucu tersayang.
Berikut adalah step by step contoh Upcycle yang bisa kita lakukan di rumah, terutama saat masa Pandemi. Apakah Anda memiliki t-shirt yang sudah tidak dipakai lagi? Jangan cepat disingkirkan karena Anda bisa menggunakannya menjadi tas belanja atau tas jinjing yang sangat bermanfaat, bisa juga ditambahkan dengan masker. Selain untuk kebutuhan pribadi, kita bisa memberikannya untuk orang lain yang membutuhkan.
Dari Kaos Lama ke Tas jinjing
Yang Anda perlukan:
- Gunting
- T-shirt lama ( pilihlah yang berbahan tebal ya !)
- Selotip Berwarna
Caranya:
- Potonglah kedua lengan T-shirt itu. Agar potongannya rata, lipat t-shirt menjadi dua dan potong kedua lengan secara bersamaan.
- Potonglah bagian lehernya. Potong bagian kerah dengan lebih lonjong. Pastikan bagian belakang dan depan sejajar.
- Tentukan kedalaman tas Anda. Balikkan T-shirt. Tentukan seberapa dalam tas yang Anda inginkan, tandakan dengan selotip berwarna.
- Potong bagian bawah membentuk Fringe, Mulailah dengan memotong sisi kiri dan kanan T-shirt Anda dari bawah ke garis pita, memisahkan setengah bagian atas dari bagian bawahnya. Selanjutnya, gunakan gunting untuk memotong pinggiran di bagian bawah tas sehingga membentuk fringe.
- Mengikat fringe. Ambil sepasang helai pertama dan ikat menjadi simpul. Kemudian ikat dua pasang lagi. Ambil salah satu helai dari ikatan yang kedua dan ikat ke salah satu helai dari yang pertama. Selanjutnya ambil untaian lainnya dan ikat ke salah satu helai yang lain. Terus lakukan ini untuk seluruh tas. Tujuan mengikat kedua untaian bersama seperti ini adalah untuk menutup celah antara pinggiran tersebut.
- Selesai! Setelah semua pinggiran diikat, lepaskan selotip lalu balikkan tas Anda ke luar. Jika ingin fringe menjadi bagian dari tas, maka tidak perlu dibalik.