Batik Cirebon tidak hanya populer di Nusantara, tapi hingga mancanegara. Batik Cirebon memang punya banyak motif yang cantik dan filosofis. Makanya, pemburu batik Cirebon ada di mana-mana.
Kalau Mahapuan pecinta batik, batik Cirebon wajib banget masuk lemari. Tapi sebelum Mahapuan bergegas beli, sebaiknya simak dulu sejarah dan filosofi batik Cirebon di bawah ini.
Sejarah Batik Cirebon
Cirebon merupakan salah satu sentra batik di pulau Jawa yang memiliki perjalanan panjang. Sejarah batik Cirebon ini tidak bisa dipisahkan dari peran pusat pemerintahan (Keraton Cirebon).
Batik tradisional di Keraton Cirebon sendiri telah muncul sejak awal perkembangan agama Islam di Cirebon. Artinya, senin membatik di Cirebon lebih dulu ada sebelum Keraton Mataram di Yogya dan Solo.
Seni batik menjadi tradisi turun temurun sejak masa pemerintahan Pangeran Walangsungsang Cakrabuana (1469 M). Tradisi ini terus berlanjut hingga masa pemerintahan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) pada tahun 1479 M.
Setelah itu, batik Cirebon terus berkembang hingga mencapai level Internasional seperti sekarang.
Jenis Batik Cirebon
Batik Cirebon terbagi dua jenis, ada batik Keratonan dan batik Pesisiran.
- Batik Keratonan erat kaitannya dengan kosmologi Cirebon. Batik ini bukan sekadar visual, tapi ada ungkapan nilai tertentu di baliknya, khususnya nilai yang diyakini masyarakat Keraton Cirebon.
- Batik Pesisiran cenderung memiliki pola dinamis dan warna yang cerah. Para pengrajin pesisiran membuat batik ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luar.
Filosofi Motif Batik Cirebon
Filosofi batik Cirebon tertuang dalam motif-motifnya. Berikut pemaparan beberapa di antaranya.
1. Megamendung
Motif megamendung mempunyai ciri khas gambar yang menyerupai awan. Warnanya terdiri dari 7 gradasi warna biru yang berbeda
Motif ini sempat menjadi sampul buku Batik Design karya Pepin Van Roojen, lho. Motif megamendung disebut sebagai wujud karya yang luhur dan penuh makna terkait kehidupan.
2. Sawat Pengantin
Batik sawat pengantin memiliki makna kesatuan dua anak manusia. Batik ini juga menjadi simbolisme harapan dan kebahagiaan.
Masyarakat Cirebon-Indramayu memiliki keyakinan tentang harapan Sang Pencipta yang diekspresikan dalam motif batik sawat pengantin.
3. Paksinaga Liman
Batik paksinaga liman merupakan perwujudan antara binatang paksi (garuda), naga (ular) dan liman (gajah). Paksinaga liman adalah simbol kekuatan kerajaan Cirebon, yakni udara (paksi), laut (naga) serta darat (liman).
Itulah sejarah, jenis, dan filosofi batik Cirebon. Nah, Mahapuan jadi makin yakin untuk beli, bukan? Yuk, lestarikan batik Cirebon!