Mempunyai lemari pakaian yang terorganisir dan rapi adalah dambaan setiap orang. Walaupun tidak mudah, namun di usia ini kita sudah bisa memulai belajar menyisir lemari kita, sehingga tak ada lagi beban. Dengan menyisir dan menata ulang lemari kita, ini menandakan transisi dan memulai fase baru dalam hidup. Di usia platinum, kita terbiasa dengan ide detoksifikasi tubuh, yaitu membersihkan badan kita, caranya bisa dengan melakukan puasa selama beberapa hari untuk membersihkan fisik dan mental kita. Dengan cara yang sama, kita dapat membersihkan lemari kita untuk memulai awal yang baru.
Seringkali saat membersihkan lemari pakaian, kita menemukan bahwa kita memiliki banyak hal yang tidak lagi sesuai dengan gaya hidup dan citra baru kita. Pakaian lama yang tidak lagi dikenakan, pakaian kerja yang telah lama kita tinggalkan dan hal lain yang disimpan karena nostalgia namun tidak berguna lagi saat ini untuk kita. Mari Kondo, atau lebih dikenal dengan julukan KonMari, adalah penulis buku best seller yang berjudul “ The Life Changing Magic of Tidying Up”.
KonMari menjadi viral beberapa waktu yang lalu karena slogannya “Apakah ini memicu kebahagiaan bagi Anda?”. Hal ini ia terapkan dalam filosofi mengatur barang barang miliknya. Dengan menanyakan pada diri kita tentang kegunaan setiap barang yang kita miliki. Kita akan menyadari betapa sedikitnya barang yang sesungguhnya kita perlukan dalam hidup ini.. Dengan memasuki fase baru, kita membutuhkan gaya hidup yang baru juga bukan? Dimulai dengan lemari pakaian, berikut beberapa tips untuk mentransformasi lemari Anda:
1. Bayangkan gaya hidup ideal Anda
Ketika kita melakukan transformas padai lemari, kita perlu fokus dan mempunyai niat yang jelas. Sisihkan waktu untuk memikirkan apa yang ingin Anda lakukan dan buat gambaran yang jelas apa yang akan Anda tuju sebelum dimulai. Tulis tujuan Anda dan tempelkan di tempat yang terlihat saat Anda bekerja.. Dengan itu, Anda bisa mempunyai catatan secara rinci atau gambaran yang lengkap mengenai pakaian Apa saja yang Anda miliki, dan membayangkan hidup kita bahagia dengan memakai pakaian tersebut. Dari pakaian dalam, baju pesta, sampai sepatu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui apa saja yang sebenarnya tersimpan di lemari, sehingga kita tidak selalu membeli barang baru.
2. Keluarkan semua item dari lemari dan buatlah dua kategori.
Jangan ragu untuk mengeluarkan semua barang dari lemari. Ini bisa menjadi Wake Up Call bagi Anda, untuk mulai menyadari betapa banyak barang yang masih dan tidak bisa dipakai lagi. Ini membuat kita sadar bahwa kita mempunyai banyak pakaian yang tersimpan di sudut lenaru yang luput dari pengelihatan kita.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh McKinsey and Company, wanita rata-rata memiliki pakaian yang bernilai Rp 14,000,000 hingga Rp 30,000,000 yang tersimpan di lemari pakaian. Bahkan, sebagian besar tidak terpakai. Masalahnya, kita tidak menyadari nilainya, karena selama ini pakaian tersebut tersimpan di sudut lemari,dan kita sudah lupa berapa uang yang kita keluarkan saat itu. Oleh karena itu, sebaiknya pakaian sudah tidak terpakai lagi dapat disumbangkan ke toko barang bekas atau ke orang yang lebih membutuhkan daripada tersimpan di lemari.
3. Pegang setiap item dan refleksikan kegunaannya.
Ini adalah bagian paling penting. Salah satu trademark KonMari adalah menanyakan kepada diri kita “Apakah baju ini akan menimbulkan kebahagiaan bagi saya?” Kebahagian yang dimaksud oleh KonMari disini bertujuan untuk mengetahui apakah Anda benar benar masih memerlukannya? Pisahkanlah pakaian berdasarkan kegunaannya. Misalnya, baju pesta, baju sehari-hari, atau baju olahraga. Ingat, jika Anda belum pernah memakai pakaian yang ada pada tahun ini, kemungkinan Anda tidak akan pernah memakainya di tahun depan.
Saat kita melakukan pembersihan pada lemari kita,, kadang timbul pertentangan di dalam diri yang harus kita lawan. Pertentangan dalam diri kita sering menyebabkan tertunda nya pekerjaan ini. Contohnya ;
“Saya tidak ingin melepaskan baju ini, karena mengingatkan pada seseorang dalam hidup saya,”
Coba katakan pada diri Anda, Saya dapat menemukan cara lain untuk menghormati atau mengingat baju ini, dengan menciptakan ruang bagi aspek kehidupan baru yang akan muncul.
“Saya akan menurunkan berat badan dan bisa memakainya lagi”.
Lawan ini dengan: Saya telah memilih untuk menciptakan ruang dan keteraturan dalam hidup saya sekarang. Saya cantik sebagai diri saya sendiri dan saya memilih untuk memiliki pakaian yang cocok untuk saya.
“Saya menghabiskan waktu untuk memilih pakaian ini dan mengeluarkan banyak uang, tentu saya tidak bisa membuang begitu saja.”
Lawan ini dengan: Nilai saya berasal dari dalam diri saya sendiri, bukan dari hal yang saya miliki. Jika menimbang dengan nilai uang, kita dapat menjualnya atau memberikannya kepada badan amal.
“Sayang dibuang, kondisinya masih bagus!”
Lawan ini dengan: Pakaian bukan sekadar fungsi, tapi saya pantas memiliki hal baru dan indah yang lebih cocok dengan gaya hidup saya sekarang.
Ketika menanyakan hal ini pada diri sendiri, kita harus jujur. Walaupun kita sangat menyukai baju itu, mungkin lebih baik menyalurkannya ke tempat lain yang lebih berguna daripada mengendap di lemari kita dalam jangka waktu lama. Memang sangat berat untuk berpisah dari barang yang kita sukai.. Namun, ini bisa dijadikan momen untuk merefleksikan diri kita dan yakin apa yang kita lakukan membawa hal positif di masa yang akan datang.
4. Masukan setiap kategori ke ‘Rumah’ masing masing
Setelah berhasil memisahkan busana ini, maka akan muncul busana yang sesungguhnya. Tempatkanlah busana ini ke rumah masing-masing. Masukan busana yang masih terpakai ini ke dalam lemari. Susunlah agar busana mudah dipadu padankan setiap harinya tanpa harus mengaduk2 lemari yang sudah rapih.
Setelah itu, saatnya berpisah dengan busana yang masuk dalam kategori “Salurkan”. Jika Anda takut untuk keluar di masa Pandemic ini, Anda bisa menjualnya secara Online di platform ecommerce preloved seperti tinkerlust.com atau carousell.com yang mudah dan terpercaya. Dengan cara ini, Anda bisa mendapatkan sedikit uang dari barang yang sudah tidak terpakai. Anda pun dapat menyalurkannya ke pihak yang membutuhkan seperti Yayasan Panti Asuhan atau Yayasan Panti Jompo. Alternatifnya, dapat juga disalurkan ke Salur Indonesia, sebuah platform untuk mendonasikan pakaian Anda. Barang Anda akan dikurasi dan dijual lagi, dananya akan disalurkan ke badan pendidikan anak tidak mampu di Indonesia.
Alternatif lainnya adalah melakukan Upcycle, mengubah fungsi pakaian yang sudah tidak terpakai, menjadi fungsi yang baru. Misalnya, kaos yang sudah tidak terpakai diubah menjadi tas belanja yang casual. Cara ini bagus jika Anda sangat terikat (menyukai) suatu pakaian. (Ren)