RUTIN melakukan tidur siang rupanya membawa banyak manfaat bagi kesehatan otak. Merujuk sebuah penelitian baru yang digelar oleh University College London dan Universitas Republik Uruguay, kesehatan otak dapat dipertahankan dengan tidur siang, sekaligus memperlambat laju penyusutan otak seseorang.
Hasil ini diperoleh dari penelitian terhadap 35.000 peserta berusia antara 40-69 tahun. Para peneliti menganalisis data dan DNA para peserta yang terbagi dalam dua kelompok, yakni yang tidur siang dan tidak.
“Hasilnya, kami menyarankan agar setiap orang merasakan manfaat dari tidur siang ini,” kata Dr Victoria Garfield kepada BBC sebagaimana dikutip dari People.
Sebagaimana diketahui, tidur siang adalah salah satu aktivitas penting bagi pertumbuhan bayi, namun berkurang seiring bertambahnya usia. Setelah pensiun, sekitar 27% individu berusia di atas 65 tahun kemudian kembali merutinkan tidur di siang hari.
Meski demikian, dampak tidur siang terhadap pencegahan Alzheimer, misalnya, masih belum dapat dipastikan dan memerlukan penelitian lanjutan lagi. Apalagi, penyusutan otak menjadi bagian alami dari penuaan.
Dengan penelitian terbaru ini, setidaknya peneliti dapat menemukan bahwa tidur berkontribusi terhadap kesehatan otak. Dengan kurang tidur, para platinum berpotensi mengalami peradangan otak dan gangguan koneksi saraf dari waktu ke waktu.
Pernyataan tersebut didukung dengan fakta dan data. Bahwa dari data DNA 35.000 partisipan tadi, ukuran otak peserta yang rutin tidur siang 15 kubik sentimeter lebih besar daripada yang tidak terbiasa tidur siang.
Meski tidur siang memberikan dampak positif bagi kesehatan otak, peneliti tidak menyarankan untuk tidur siang dalam jangka waktu lama. Sebab, ini juga dapat berakibat pada berkurangnya kualitas tidur pada malam hari. Penelitian ini menyarankan agar membatasi tidur siang maksimal 30 menit.