Sebagian orang yang memiliki persoalan compulsive shopping disorder seringkali dilanda keinginan tak tertahankan untuk membeli barang tertentu. Meskipun, barang tersebut bukan suatu kebutuhan primer.
Mengutip Halodoc, compulsive shopping disorder merupakan kecanduan perilaku. Tidak hanya pada barang-barang tertentu, produk diskon, bahkan makanan ataupun aktivitas tertentu seperti judi. Biasanya kondisi ini diikuti dengan masalah mental lainnya, seperti depresi, kecemasan, hingga gangguan makan.
Meski demikian, mengutip Very Well Mind, American Psychiatric Association (APA) tidak mengakui belanja kompulsif sebagai gangguan mental. Alasannya, tidak ada kriteria diagnosis yang konsisten pada kondisi ini.
Mengutip situs Very Well Mind, berikut ini sejumlah daftar ciri-ciri orang dengan gangguan compulsive shopping disorder:
- Kesulitan menahan diri untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan
- Kesulitan keuangan akibat ketidakmampuan mengontrol kebiasaan belanja
- Sibuk berbelanja barang-barang yang tidak dibutuhkan
- Masalah di tempat kerja, sekolah, atau rumah karena kebiasaan kalap belanja
- Menghabiskan waktu hanya untuk meneliti barang-barang yang diinginkan padahal tidak dibutuhkan
Cara Mengatasi Kondisi Compulsive Shopping Disorder
Ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif (CBT) bisa secara efektif mengurangi gejala-gejala para pembeli kompulsif dengan membantu mereka mengidentifikasi mekanisme koping masalah dan mencari alternatif koping yang lebih sehat. Beberapa strategi yang dapat dilakukan yakni:
1. Mengembangkan hobi baru
Kebanyakan pembeli kompulsif berbelanja hanya karena mereka bosan atau stres. Jika demikian, maka carilah alternatif kegiatan yang sehat, namun tetap menghibur. Anda bisa mencoba yoga, misalnya. Tidak hanya menjadi alternatif kegiatan yang menyenangkan, Anda bisa bertemu orang-orang baru.
2. Patuhi daftar belanja
Jangan pernah berbelanja secara spontan. Biasakan membuat daftar belanja dan patuhi. Belanjakan hanya yang Anda tulis dalam daftar dan bukan barang lainnya, terutama yang tidak Anda butuhkan.
3. Ajak teman saat berbelanja
Jika Anda masih merasa kesulitan berbelanja tanpa kompulsif meskipun sudah menyiapkan daftar, maka libatkan teman atau keluarga Anda untuk menemani. Ajak mereka untuk membantu Anda lebih akuntabel. Alternatif lainnya, jika memang memungkinkan, Anda bisa meminta anggota keluarga lain untuk berbelanja kebutuhan rumah.
4. Bayar secara tunai
Biasanya, kebiasaan belanja kompulsif karena Anda memiliki kartu kredit dengan limit tak terbatas. Maka, biasakan membeli hanya dengan uang tunai untuk menghindari Anda belanja secara berlebihan.
5. Berhenti berlangganan marketplace
Karena belanja online selalu memudahkan siapa saja untuk berbelanja, maka segera hentikan langganan atau log out akun-akun marketplace di ponsel Anda. Dengan begitu, akses Anda untuk berbelanja online menjadi lebih terbatas.