Menjelang hari proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke 75, pada 17 Agustus nanti, tentu biasanya kita akan banyak melihat perayaan seperti permainan, lomba lari, panjat pinang, makan kerupuk, dan banyak lagi. Namun saat ini kemungkinan perayaan seperti itu tidak banyak lagi seperti tahun laluĀ akibat adanya pandemi. Namun, perayaan di pusat perbelanjaan nampaknya akan fokus pada meningkatkan penjualan dengan melakukan pesta diskon yang kini sudah digaungkan di berbagai medsos. Nah, bagaimana dengan yang di rumah? MengenangĀ kehebatan para pejuang saat itu, bagaimana mereka bertahan dikala sulit? Makanan seperti apa yang mereka konsumsi saat berjuang?
Pada masa penjajahan Jepang, rakyat Indonesia sempat tidak dapat menikmati nasi sebagai makanan pokok. Karena padi yang akan panen banyak dirampas oleh para penjajah, sehingga pada saat itu beras sulit dan harganya pun tinggi. Oleh karena itu, rakyat pun mencari makanan alternatif lain. Pada saat itu hanya beberapa makanan yang mudah tumbuh dan mudah ditemukan untuk dijadikan makanan pengganti nasi. Para pejuang pun mencari bekal yang mudah untuk dibawa, praktis, tapi tetap memenuhi kebutuhan tubuh. Dibawah ini ada beberapa makanan yang kala itu menjadi makanan yang simpel, penuh gizi, dan mudah dibawa untuk dijadikan bekal saat berjuang;
1. Singkong Rebus
Singkong Rebus merupakan salah satu makanan pokok yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sejak zaman perang. Selain dapat menjadi sumber energi pada tubuh, singkong juga mengandung vitamin B komplek, kalsium, fosfor, dan juga karbohidrat. Para pejuang sering mengkonsumsi singkong rebus yang mudah didapat, mudah masaknya, dan mempunyai kandungan vitamin.
2. Nasi Jagung
Pada masa perang, padi yang siap panen, banyak dirampas oleh penjajah, kemudian masyarakat memilih jagung sebagai pengganti karbohidrat, Nasi jagung menjadi bekal yang cukup bermanfaat saat itu. Makanan ini menjadi salah satu makanan khas Indonesia. Nasi ini terbuat dari jagung yang dijadikan sebagai penggant nasi. Jagung pun memiliki manfaat yang luar biasa untuk tubuh. Nasi jagung mengandung kalori, vitamin A, zat besi serta serat. Nasi jagung saat itu bukan hanya dimanfaatkan sebagai bekal perang, tapi juga menjadi makanan pokok pengganti beras yang harganya cukup mahal saat itu.
3. Tiwul
Tiwul terkenal pada saat agresi Belanda. Tiwul adalah nasi yang terbuat dari singkong. Makanan ini masih ada hingga kini, Tiwul pun mengandung kalori walaupun tidak setinggi singkong
4. Leughok
Leughok yang terbuat dari tepung ketan, sagu dan pisang ini merupakan menu yang sering dikonsumsi para pejuang di Aceh. Terbuat dari remasan pisang kepok dan sagu ini efektif untuk menahan rasa lapar. Adonan pisang dan sagu dibungkus daun pisang, praktis dibawa kemanapun. Namun makanan ini juga bernutrisi tinggi, pisang juga dapat mengurangi ketegangan juga mengandung vitamin B dan C.
5. Telor Asin
Telur bebek memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan menjadi makanan para pejuang. Tak heran para pejuang sering membawa bekal ini, selain praktis untuk dibawa juga tahan lama. Telur bebek memiliki kandungan gizi dua kali lipat dibanding telur ayam. Kandungan Omega 3 juga baik untuk kulit dan otak. Jadi tidak salah kalau telur asin juga menjadi pilihan untuk bekal dikala sulit.
What do you think?